Sabtu, 19 November 2016

HADITS TENTANG MEMINTA MAAF

hadist tentang saling meminta maaf


 Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita bergaul pasti sering terjadi silang pendapat, miskomunikasi atau hal-hal lain yang dapat menyakitkan perasaan orang lain. Kita juga pasti sering melakukan kesalahan kepada orang lain baik disadari maupun tidak disadari. Mungkin kata-kata kita, mungkin perbuatan kita, atau diam kita bagaikan pisau tajam yang menusuk langsung ke perasaan orang lain. Mungkin kita juga menuduh orang lain tanpa bukti, atau perbuatan-perbuatan yang lainnya.
            Jika kita menyadari hal itu, maka sebaiknya kita bersegera meminta maaf kepada yang bersangkutan dengan tulus dan ikhlas. Meminta maaf bukan pekerjaan yang mudah. Mungkin kita sudah menyadari kesalahan kita, tapi untuk minta maaf alangkah beratnya. Ada perasaan malu, gengsi dan sebagainya. Jika kedudukan kita lebih muda, lebih rendah kelas sosialnya, lebih rendah kedudukannya, kita mungkin akan lebih mudah meminta maaf, meskipun masih juga terasa berat. Apalagi ketika kita status sosialnya lebih tinggi, lebih tua, atau merasa memiliki kelebihan, maka akan lebih sulit lagi untuk meminta maaf.
            Menunda-nunda minta maaf itu akan membuat hati kita gundah gulana, tidak tenang dan selalu gelisah. Perasaan bersalah akan selalu mengikuti kemana kita pergi walau di luar tampak tidak terjadi apa-apa. Perasaan itu dapat membuat kita stress, membuat perilaku kita kurang terkontrol, membuat perkataan kita kurang terkontrol dan akhirnya dapat mengganggu kesehatan kita, baik lahir maupun batin. Obatnya hanya satu yaitu minta maaf. Memang, tidak bersedianya minta maaf selain karena sombong atau gengsi, juga dikarenakan takut permintaan maaf kita tidak diterima malah mungkin akan menerima caci maki. Apapun resikonya, kita harus berani meminta maaf atas segala kesalahan kita kepada orang lain. Dengan hati tegar dan bersih mari kita langkahkan kaki untuk meminta maaf.
            Mari kita perhatikan hadist di bawah ini:
 “Tidak halal seorang muslim menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Jika telah lewat waktu tiga hari itu, maka berbicaralah dengan dia dan berilah salam, jika dia telah menjawab salam, maka keduanya bersama-sama mendapat pahala, dan jika dia tidak membalasnya, maka sungguh dia kembali dengan membawa dosa, sedang orang yang memberi salam telah keluar dari dosa karena menjauhi itu.” (Riwayat Abu Daud).
            Jadi kita tidak usah takut resiko meminta maaf, sebab jika kita sudah meminta maaf maka kita justru terbebas  dari dosa karena kita tidak minta maaf. Dimaafkan atau tidak, kita telah mengaku bersalah dan meminta maaf. Permintaan maaf ini meskipun tidak dimaafkan akan membuat hati kita tenang dan bebas dari rasa gelisah, yang dapat mengurangi stress dan tentu saja akan mengurangi terkena penyakit karenanya.
Seorang mu’min adalah bersaudara, sehingga ketika terjadi perselisihan hendaklah bersegera berdamai, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 10-12 sbb:

“Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara, oleh karena itu adakanlah perdamaian di antara saudara-saudaramu, dan takutlah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman! Jangan ada satupun kaum merendahkan kaum lain, sebab barangkali mereka (yang direndahkan) itu justru lebih baik dari mereka (yang merendahkan); dan janganlah ada perempuan merendahkan perempuan lainnya, sebab barangkali mereka (yang direndahkan) itu lebih baik dari mereka (yang merendahkan); dan jangan kamu mencela diri-diri kamu; dan jangan kamu memberi gelar dengan gelar-gelar (yang tidak baik) –misalnya fasik– sebab seburuk-buruk nama ialah fasik sesudah dia itu beriman, dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak sangka, karena sesungguhnya sebagian sangkaan itu berdosa; dan jangan kamu mengintai (menyelidiki cacat orang lain); dan jangan sebagian kamu mengumpat sebagiannya, apakah salah seorang di antara kamu suka makan daging bangkai saudaramu padahal kamu tidak menyukainya? Takutlah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah maha menerima taubat dan belas-kasih.” (al-Hujurat: 10-12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar