HADITS TENTANG BERSEDEKAH
- Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya
delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua
puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR.
Al Hakim)
- Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan (amal bakti). (HR. Ath-Thahawi)
- Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu
sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya
untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang
mendoakannya. (HR. Muslim)
- Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak
Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah
kepadamu.” (HR. Muslim)
- Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang
miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia
tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah
berbuka. (HR. Bukhari)
- Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Sodaqoh yang
bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat kamu
bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan
saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga
rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk
Fulan sekian.” (HR. Bukhari)
- Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari
kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang
lain. (HR. Ahmad)
- Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sodaqoh) sebutir kurma. (Mutafaq’alaih)
- Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR. Al-Baihaqi)/menjemput rezeki
- Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit
(dari kalanganmu) dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi
datangnya bencana.(HR. Ath-Thabrani) /penolak bala/menyembuhkan penyakit
- Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya. (HR. Ahmad)
- Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodaqohnya. (HR. Ahmad)
- Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana
kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan
ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.”
Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab:
“Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya:
“Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh
berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak
melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan
itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Apa yang kamu nafkahkan dengan tujuan keridhoan Allah akan diberi
pahala walaupun hanya sesuap makanan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari)
- Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
- Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat
bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab, “Seorang memiliki (hanya)
dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan
seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus
ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i)
- Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sodaqohnya seperti anjing yang makan kembali muntahannya. (HR. Bukhari)
- Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak
pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata
satu di tengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu
mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku hartamu, aku pusaka
simpananmu.” Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat Ali Imran ayat
180: “Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah
berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta
yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan
di bumi.” (HR. Bukhari)
- Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa
mereka dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR.
Ath-Thabrani)
- Barangsiapa memperoleh keuntungan harta (maka) tidak wajib zakat
sampai tibanya perputaran tahun bagi pemiliknya. (HR. Ahmad dan
Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar